Kerajinan Sumpet
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (disingkat Babel) adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau
Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok,
P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470
buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.
Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau
Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal
sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar
etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinan.
Di Bangka belitung hidup sebuah suku yang di ketahui
merupakan suku tertua di propinsi tersebut. Suku Lom juga disebut suku Mapur
dikarenakan pada awal keberadaannya mereka banyak hidup di dusun Mapur. Suku
ini disebut-sebut sebagai salah satu komunitas yang masih kuat memegang adat
dan tradisi nenek moyang.
Masyarakat Suku Lom sebagian besar bekerja di ladang
dan di kebun, tak jarang mereka juga membuat berbagai anyaman untuk dijual.
Salah satu kerajinan tangan suku tertua di Bangka ini adalah Sumpet, yang
sering dijual sebagai souvenir kepada para wisatawan. Sumpet merupakan wadah
dari anyaman tumbuhan pucot, yang dipakai untuk menaruh nasi. Pucot merupakan
bahan dasar dalam membuat sumpet. Tumbuhan yang biasa hidup di rawa-rawa ini
sekarang sudah mulai sulit ditemukan. Sumpet sendiri sejak zaman dahulu hingga
sekarang sering digunakan sebagai media untuk menaruh buk atau nasi, ketika
suku lom pergi ke ladang. Nasi yang di taruh dalam sumpet bisa bertahan 24 jam
tanpa harus dipanaskan.
Proses pembuatan sumpet dimulai dari mencari pucot
sebagai bahan dasar pembuatan sumpet. Setelah ditemukan dan dipotong, pucot
diluruskan. Kemudian dicelor atau direndam dengan air panas. Setelah beberapa
lama dicelor, pucot digantung agar kering. Kemudian kembali direndam dengan air
dingin dan dibiarkan selama kurang lebih 2 hari. Setelah direndam barulah
kemudian dijemur saat hari teduh dan angin tidak terlalu kencang. Dalam
prosesnya, pembuatan sumpet ini cukup rumit dan memakan waktu yang cukup lama,
tak tanggung-tanggung untuk menganyam 1 buah sumpet membutuhkan waktu kurang
lebih 12jam dalam sekali posisi duduk.
Diperlukan kesabaran yang cukup tinggi untuk
menyelesaikan sebuah sumpet ini. Ketelitian juga diperlukan untuk memperhatikan
sudut-sudut tempat bersimpulnya lembarlembar pucot hingga menjadi sebuah
anyaman yang cantik. Bagi anda yang berkunjung ke Bangka Belitung, anda bisa
mengenal lebih jauh keunikan dan kearifan lokal suku tertua di Kabupaten Bangka
di Dusun Air Abik. Di desa tersebut dijual kerajinan sumpit sebagai oleh-oleh
yang mengesankan karena keunikannya yang tidak terdapat di daerah lain. Harga
yang dipatok untuk kerajinan sumpet berada dalam kisaran Rp 50.000 hingga Rp
100.000 per buah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar